TINAMBUNG, MASALEMBO.ID – Pameran bertajuk “Ilustrasi Cerita Rakyat Lokal Mandar” digelar dengan meriah di UPTD Taman Budaya dan Museum Provinsi Sulawesi Barat. Pameran ini menampilkan karya seniman kelahiran Ulumanda, Irfan Panggalo. Pelaksanaan pameran tunggal ini mulai Kamis hingga Sabtu, 10-12 Oktober 2024.
Kegiatan ini menjadi wadah penggabungan seni sastra dan seni rupa dalam menghidupkan kembali cerita-cerita rakyat lokal Mandar yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh budaya, seniman, serta pejabat daerah.
Kurator pameran, Ridhai, menyampaikan bahwa seni sastra dan seni rupa memiliki keterkaitan yang mendalam. “Sastra menggerakkan alur, dan ilustrasi menciptakan dunia imajinasi visual,” ungkap Ridhai.
Menurutnya, kedua bentuk seni ini tidak dapat dipisahkan karena bersama-sama mereka mampu membangun gambaran yang lebih utuh dan kuat tentang suatu cerita.
Abdul Kahar Saputra, perwakilan dari BPK Wilayah XVIII Sulteng-Sulbar, mengapresiasi penyelenggaraan pameran ini. “Kegiatan ini sangat relevan dengan wujud pemajuan kebudayaan yang saat ini menjadi perhatian Dirjen kebudayaan,” ungkapnya.
Menurut Abdul Kahar, pameran ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal yang semakin tergerus oleh perkembangan zaman.
Sementara itu, Ika Lisrayani, Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, menekankan bahwa pameran ini memberikan warna baru bagi perkembangan kesenian di Sulawesi Barat, terutama dalam bidang seni rupa.
“Kegiatan ini menjadi warna baru dalam memajukan kesenian di Sulawesi Barat, khususnya hari ini dalam bidang seni rupa,” ujarnya.
Ia berharap pameran ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan kreativitas dan mencintai kebudayaan lokal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majene, Ahmad Djamaan mengatakan, bahwa kekayaan budaya Sulawesi Barat sangat melimpah dan terus memberikan inspirasi yang tak pernah habis.
“Sulbar memiliki budaya yang melimpah dan kuat sehingga kekayaan tersebut jika dieksplorasi tidak akan pernah ada habisnya,” ungkapnya.
Djamaan berharap, kegiatan seperti ini terus dilaksanakan untuk menjaga kelestarian budaya lokal.
Irfan Panggalo sebagai seniman yang melakukan pameran tunggalnya ini, mengungkapkan bahwa karya seni ini tidak dapat disampaikan secara eksplisit namun biarkan penikmatnya menafsir sendiri ruang visual imajinasinya sendiri.
Kata dia, pameran ini menampilkan berbagai ilustrasi dan imajinasi dari dirinya, yang terinspirasi dari cerita rakyat Mandar, seperti kisah Hawadah, Pemuda dan Tanjung Buku, dan kisah Tammero’dok yang dihidupkan kembali melalui karya visual yang memukau.
“Pada pameran ini, pengunjung tidak hanya disuguhkan keindahan visual, tetapi juga diajak untuk mendalami filosofi dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita-cerita tersebut,” terang Irfan. (Ril/har)