MAJENE, MASALEMBO.ID – Kasus bunuh diri kembali menjadi perhatian publik setelah terjadinya insiden gantung diri di Kecamatan Tammero’do, Majene pada Jumat, (21/03). Berdasarkan laporan sejumlah media, ini merupakan kasus bunuh diri ketiga yang terjadi di Majene sejak Januari hingga Maret 2025.
Menanggapi hal tersebut, seorang psikolog memberikan himbauan penting bagi masyarakat, terutama kalangan muda, untuk tidak mudah mencurahkan isi hati di media sosial saat menghadapi masalah.
“Kalau ada masalah, jangan mudah curhat di medsos, lalu tunggu komentar, itu kadang tidak positif dalam pengelolaan stress, kadang justru makin berat tekanan, apalagi bila yang muncul adalah komentar yang negatif,” kata dosen Psikologi STAIN Majene, Okky Naomi Sahupala, S.Psi., M.A.
Okky mengimbau agar setiap orang, terutama anak muda, untuk berdialog bila menghadapi masalah. Sebagai akademisi Psikolog yang berada di Majene, Okky mengaku siap untuk hadir menerima “curhat”, memberikan pendampingan secara sukarela sebagai pengabdian sebagai bagian dari upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Berbicara dalam dialog kebangsaan di kampus Unsulbar, Jumat (21/03), Okky juga menyorot pentingnya sikap bijak dalam bermedia sosial.
“Komunikasi melalui media digital saat sekarang ini semakin mudah, media sosial mampu menarik perhatian, tentu yang kemudian dibutuhkan sikap bijak dalam menggunakan media sosial,” tambah Okky.
Lebih lanjut ia mencontohkan, bentuk bermedsos dengan bijak misalnya saat merespon sebuah informasi, yang utama adalah mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Sumber informasi harus jelas.
“Kalaupun ada yang heboh misalnya, sebagai masyarakat akademis, kita merespon dengan bijak, menghindari komentar yang justru dapat makin memanaskan situasi, akan lebih bagus komentar sebagai bagian dari solusi,” tambahnya.
Dalam dialog yang sama, dosen Unsulbar, Farhanuddin menyatakan keprihatinannya atas rentetan kasus bunuh diri yang terjadi di daerah ini.
“Rentetan kejadian ini tentu penting mendapat atensi kita semua, tentu kita semua prihatin, ini menyangkut perjuangan kemanusiaan yang juga merupakan spirit Pancasila. Konkretnya, perlu dilakukan penelitian penyebab dan upaya untuk mencegah agar tidak terulang,” kata Farhan, sapaan akrabnya.
Dialog kebangsaan tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majene, Ustadz Muslim, M.Pd, Ketua Gerakan Pemuda Anshor Majene, Muhammad Maruf dan dosen mata kuliah Ketahanan Nasional Unsulbar, Muhammad Sajidin, M.Si, serta diikuti oleh mahasiswa lintas kampus dan pelajar. (Har/red)