Membangun Generasi Berkarakter di Era Digital, Kadisdik Sumenep Tekankan Hal Ini?

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra, (Foto: Istimewa/Masalembo.id)

SUMENEP, MASALEMBO.ID-Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra, menekankan pentingnya membangun generasi yang berkarakter kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Menurutnya, ada tiga aspek utama yang harus menjadi perhatian, yaitu pembentukan karakter, peningkatan kompetensi, dan penguatan literasi.

Dalam era informasi yang berkembang pesat dan sulit dikendalikan, Agus menilai bahwa sistem pendidikan harus lebih adaptif dan strategis agar bisa mencetak generasi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan.

“Pendidikan karakter harus menjadi landasan utama yang mengedepankan keseimbangan antara moralitas dan etos kerja,” ujarnya.

Selain itu, Agus menegaskan bahwa kompetensi dalam ilmu pengetahuan juga perlu diperkuat. Literasi tidak boleh hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga harus mencakup pemahaman yang mendalam, berpikir kritis, serta kemampuan mengelola informasi secara efektif.

“Kita ingin membentuk generasi yang tidak hanya memiliki akhlak yang baik, tetapi juga rajin serta berorientasi pada kinerja. Jangan sampai seseorang hanya jujur tetapi malas, atau rajin namun kurang memiliki integritas,” tambahnya.

Baca Juga  Warga Majene Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri

Literasi Digital: Tantangan dan Solusi

Di era digital, pemahaman literasi harus lebih luas dari sekadar membaca teks. Agus mengingatkan bahwa banyak orang hanya membaca informasi sekilas tanpa benar-benar memahami isinya.

“Sering kali orang membaca informasi secara cepat, seperti saat menerima pesan WhatsApp yang panjang, tanpa benar-benar memahami inti dari pesan tersebut. Ini adalah tantangan tersendiri yang perlu kita atasi,” tuturnya.

Untuk itu, Agus mengajak semua pihak, baik guru, orang tua, maupun masyarakat luas, untuk bersama-sama meningkatkan kualitas literasi generasi muda agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah.

Membangun Karakter Melalui P5 dan Peran Keluarga

Sebagai langkah nyata dalam membangun karakter peserta didik, Dinas Pendidikan Sumenep telah menerapkan program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum sekolah dasar.

Baca Juga  Sumenep Dorong Inklusi Keuangan Melalui Peningkatan Literasi Masyarakat

Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, toleransi, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan bekerja sama dalam keberagaman.

“Anak-anak harus diajarkan untuk memahami dan menerima perbedaan, baik dalam aspek agama, latar belakang budaya, maupun cara berpikir. Ini adalah bagian dari pembentukan karakter yang kuat,” jelas Agus.

Selain peran sekolah, ia juga menyoroti pentingnya kontribusi orang tua dalam mendukung perkembangan karakter anak. Ia menekankan bahwa pendidikan karakter sejatinya dimulai dari rumah.

“Anak-anak menghabiskan waktu sekitar delapan jam di sekolah, tetapi sebagian besar waktunya tetap berada di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki kedekatan emosional dengan anak agar mereka merasa nyaman berbagi cerita dan pengalaman,” ungkapnya.

Baca Juga  Pemberangkatan KM. Sabuk Nusantara 93, Satpolair Polres Majene Intensifkan Pengamanan

Untuk memperkuat sinergi antara sekolah dan orang tua, Agus mendorong sekolah-sekolah di Sumenep untuk lebih aktif berkomunikasi dengan wali murid. Beberapa sekolah telah menerapkan sistem penghubung khusus, seperti kepengurusan kelas, yang berfungsi sebagai jembatan antara guru dan orang tua.

“Istri saya sendiri pernah menjadi pengurus kelas. Ini adalah salah satu cara agar orang tua dapat lebih aktif terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka,” tambahnya.

Mempersiapkan Generasi Tangguh di Era Digital

Agus berharap bahwa dengan pendekatan yang lebih strategis dan sinergis, pendidikan di Sumenep dapat melahirkan generasi yang tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga memiliki karakter kuat dan siap menghadapi tantangan era digital.

“Kita ingin anak-anak tidak hanya fokus pada hasil instan, tetapi juga memahami proses dalam mencapai sesuatu. Inilah kunci untuk membangun generasi yang tangguh,” pungkasnya. (Red/TH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *