SUMENEP, MASALEMBO.ID – Kambing boer mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk warga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat kambing unggulan ini bukan berasal dari Indonesia, melainkan didatangkan dari Afrika, melintasi samudera hingga tiba di Nusantara.
Meski begitu, kambing boer kini mulai dikenal di kalangan peternak karena memiliki keunggulan dalam kualitas daging serta nilai ekonomis yang tinggi. Kambing ini memiliki bobot lebih besar dibandingkan jenis kambing lokal, sehingga menjadi pilihan utama untuk dikembangkan.
Menariknya, kini kambing boer telah sampai di Kepulauan Masalembu, sebuah wilayah terluar Kabupaten Sumenep yang berada di jantung Laut Jawa. Kehadiran kambing unggulan ini merupakan bagian dari gagasan besar yang diusung oleh Ketua Komisi I DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath.
Sebagai wakil rakyat, Darul Hasyim Fath melihat perlunya langkah inovatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Ia pun menggagas program pengembangan sentra peternakan kambing boer di Kepulauan Masalembu, dengan harapan dapat menjadi alternatif sumber penghasilan bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada sektor kelautan.
Dalam rangka mewujudkan visi ekonomi kerakyatan ini, beberapa bulan lalu Darul Hasyim Fath memberangkatkan puluhan warga dari empat desa di Kecamatan Masalembu—yakni Masalima, Sukajeruk, Masakambing, dan Karamian—ke Kabupaten Malang untuk mempelajari ilmu peternakan.
“Dengan pelatihan ini, masyarakat memiliki bekal yang cukup dalam hal teknis peternakan sebelum memulai usaha ternak kambing boer,” ujar Darul Hasyim Fath.
Ia menambahkan bahwa ketergantungan masyarakat pada sektor kelautan sering kali menyebabkan perlambatan ekonomi. Bahkan, tidak sedikit yang terpaksa merantau untuk mencari penghasilan tambahan. Oleh karena itu, diversifikasi ekonomi melalui peternakan kambing boer menjadi salah satu solusi yang ditawarkan.
“Ternak kambing ini merupakan wujud nyata dari konsep ekonomi kerakyatan, di mana masyarakat pesisir didorong untuk mengembangkan sumber penghasilan baru selain dari hasil laut,” jelasnya.
Untuk mendukung realisasi program ini, Darul Hasyim Fath juga menggandeng seluruh Pemerintah Desa di Kepulauan Masalembu. Setiap desa diarahkan untuk membentuk klaster peternakan kambing boer yang terintegrasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tak hanya itu, masing-masing desa juga mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung usaha peternakan ini.
Saat ini, ratusan ekor kambing boer telah dikirim ke Pulau Masalembu. Kedatangan kambing-kambing ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.
“Para peternak yang terlibat sebelumnya telah mendapatkan pelatihan khusus, sehingga mereka tahu bagaimana cara beternak yang baik dan benar,” tambahnya.
Darul Hasyim Fath optimistis bahwa program ini akan sukses dan membawa dampak positif bagi kesejahteraan warga Masalembu. Dengan persiapan yang matang, peternakan kambing boer di wilayah ini berpotensi menjadi model percontohan bagi daerah lain.
Dengan semangat ekonomi kerakyatan, Kepulauan Masalembu kini mulai menata langkah menjadi sentra peternakan kambing boer, sebuah harapan baru bagi masyarakat pesisir dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. (Red/TH)