MAJENE, MASALEMBO.ID – Ketua Ikatan Alumni Fakultas Keguguran dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Irwan Japaruddin, salah satu yang “murka” dengan kondisi jalan itu. Ia kemudian mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Majene segera melakukan perbaikan jalan menuju kampus di kawasan Padhang Padhang itu.
Irwan menjelaskan jalan tersebut sudah bertahun-tahun rusak tidak pernah mendapat perhatian dari Pemda Kabupaten Majene.
“Mulai saya jadi mahasiswa baru, jalan di samping Rektorat menuju kampus Padhang Padhang sudah seperti itu,” kata Irwan, Jumat (24/1/2025).
Demisioner Wakil Presiden Mahasiswa Unsulbar ini mengatakan, sangat memalukan apalagi kondisi jalan itu sudah viral di media. “Bikin malu, kemana komitmen Pemprov dan Pemda untuk mendukung Kabupaten Majene sebagai kota pendidikan,” ujarnya.
Ia mengungkap Peratutan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang RTRW Sulbar, pada pasal 4 ayat 12 huruf b dan c menyebut Majene sebagai pusat pendidikan, namun kondisi jalan menuju kampus Unsulbar saat ini seolah menafikan ketentuan tersebut.
“Bahwa Majene sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan kompetensi dan sumber daya manusia dan mengembangkan kampus-kampus perguruan tinggi itu seolah hanya utopis, tidak ada keseriusan Pemda mendukung hal itu,” ucap aktivis yang masih menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Majene itu.
Irwan meminta agar Pemda pun Pemprov Sulbar segera menganggarkan untuk perbaikan jalan ke kampus Unsulbar, karena tidak membutuhkan anggaran terlalu banyak.
“Bagaimana mau pengembangan ilmu pengetahuan, jalannya saja rusak. Aktivitas mahasiswa terganggu. Jangan sampai mahasiswa Unsulbar turun lagi demo dengan jumlah yang banyak,” tambah Irwan.
Sebelumnya, telah viral warga sekitar Talumung, Kelurahan Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur menanam pohon pisang di jalan menuju kampus Unsulbar Padhang Padhang. Aksi tersebut dilakukan warga yang kesal jalan rusak parah tersebut tak kunjung diperbaiki.
Warga sekitar, Samsuddin Rahman, menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan simbol kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap kurang peduli terhadap infrastruktur di wilayah mereka.
Ia menyebut jalan itu memiliki peran penting bagi aktivitas masyarakat sehari-hari.
“Jalan ini bukan hanya dilalui warga sekitar, tapi juga mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang menuju kampus mereka di Lingkungan Talumung. Apalagi, jalan ini berada di samping gedung rektorat Unsulbar yang menjadi ikon Kota Majene sebagai kota pendidikan,” ujar Samsuddin, Jumat.
Samsuddin menjelaskan bahwa warga berharap aksi ini dapat menarik perhatian pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata. Sebab, kondisi jalan yang rusak parah tidak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Samsuddin mengungkap terdapat lubang besar yang menghiasi permukaan jalan sering kali menjadi penyebab kecelakaan, terutama saat malam hari atau ketika hujan turun.
Jalan yang rusak di kawasan Kelurahan Tande Timur ini memiliki arti strategis, mengingat posisinya yang berada di pusat kegiatan pendidikan.
“Bagaimana mungkin Majene ingin dikenal sebagai kota pendidikan, sementara jalan menuju salah satu universitas kebanggaan daerah justru dibiarkan rusak bertahun-tahun,” keluh Samsuddin.
Menurutnya, aksi tanam pisang ini dilakukan dengan damai dan bertujuan untuk mengingatkan bahwa perbaikan infrastruktur merupakan kebutuhan mendesak yang tidak boleh diabaikan.
Masyarakat berharap bahwa aksi ini dapat menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Majene.
Mereka menuntut adanya langkah konkret untuk memperbaiki jalan rusak yang telah lama menjadi momok bagi aktivitas warga.
“Saya berharap pemerintah segera turun tangan. Jangan sampai kami harus melakukan aksi lebih besar hanya untuk sekadar didengar,” tegas Samsuddin. (har/red)