IMM Majene Minta Evaluasi Serius Pendidikan di SPN Polda Sulbar 

Ketua PC IMM Majene Irwan Japaruddin (ist)

MAJENE, MASALEMBO.ID – Buntut dugaan pengeroyokan oknum anggota polisi terhadap sejumlah mahasiswa yang juga kader beberapa OKP di Mamuju, Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Majene, Irwan Japaruddin meminta Polda Sulbar melakukan evaluasi serius terhadap proses pendidikan di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Sulbar. Irwan meyampaikan harapan tersebut pada Kamis (2/1/2025).

Ia menjelaskan, kasus tersebut memperlihatkan ada persoalan serius terhadap sistem rekrutmen dan pendidikan anggota Polri.

Baca Juga  Sidak Pasca Lebaran, Ini Kata Bupati AST kepada ASN Pemda Majene

Harusnya, kata dia, para polisi memahami bahwa mereka adalah Aparat Penegak Hukum (APH), ketika terjadi pelanggaran hukum oleh siapapun maka harusnya menempuh jalur hukum, bukan dengan aksi premanisme.

“Ada informasi yang lebih dulu melakukan pemukulan adalah mahasiswa, tetapi apakah dibenarkan oknum polisi membalas dengan memanggil kawannya melakukan pengeroyokan, segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan,” jelas Irwan.

Baca Juga  Musrenbang Sulbar, Pemprov Fokus Turunkan Angka Kemiskinan 1% Per Tahun

Ia mengaku mempertanyakan bagaimana proses pendidikan siswa SPN di Polda Sulbar, apa yang dipelajari selama pendidikan. Sebab harusnya mereka tahu bahwa polisi adalah APH bukan pelaku kekerasan. “Jadi kami meminta kepada Polda Sulbar untuk serius melakukan evaluasi pendidikan di SPN Polda Sulbar.”

Irwan mengatakan, diantara fungsi SPN untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) anggota Polri melalui pembentukan Tamtama dan Inspektur untuk menjadi pengayom, pelayan, pelindung, menjadi APH yang baik bagi masyarakat bukan sedikit-sedikit menjadi pelaku kekerasan.

Baca Juga  DPRD Sumenep Susun Jadwal Pembahasan LKPJ Bupati dan Raperda

“Oleh karena itu kami meminta Kapolda Sulbar untuk menindak secara tegas dan seadil-adilnya oknum polisi yang melakukan aksi kekerasan,” harap Irwan.

Sehingga kata dia, kasus tersebut tidak berulang sebab banyak persoalan bangsa yang harus diselesaikan seperti korupsi, mafia tambang, kemiskinan, judi online, pengangguran dan masih banyak lagi. (Ril/har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *