SUMENEP, MASALEMBO.ID- Kabupaten Sumenep, Jawa Timur merupakan wilayah dengan letak geografis maritimnya yang luas dan ratusan pulau yang tersebar luas dan transportasi laut merupakan hal utama dalam menunjang mobilitas masyarakat.
Letak geografis ini tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah setempat, untuk memastikan rasa aman bagi setiap warganya ketika menjelang musim cuaca ekstrem, yang sangat riskan melakukan pelayaran dan berpotensi terjadinya korban kecelakaan di laut.
Kondisi ini lantas membuat Pemerintah Kabupaten Sumenep, memperkuat upaya pengamanan pelayaran menjelang musim cuaca ekstrem. Dengan harapan tidak ada kecelakaan pelayaran, terutama dengan datangnya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dalam menghadapi ancaman gelombang tinggi dan hujan lebat tersebut, Pemkab Sumenep menggelar rapat koordinasi (rakor) terkait kesiapan angkutan laut pada Jumat (13/12/2024). Rapat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Edi Rasiyadi, dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait.
Untuk menjangkau wilayah kepulauan, camat dan Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) turut serta secara daring. Fokus utama rakor ini adalah menjaga keselamatan pelayaran di jalur antarpulau yang menjadi nadi kehidupan masyarakat Sumenep.
“Rakor ini dilakukan untuk menyikapi cuaca ekstrem di perairan Kabupaten Sumenep, sekaligus memeriksa kesiapan angkutan laut, terutama kelengkapan alat keselamatan di kapal,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan semua jajaran terkait di lingkungan Pemkab Sumenep, untuk melakukan upaya preventif dan menjadikan peristiwa-peristiwa kecelakaan di laut yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan pelajaran, dengan tujuan tidak ada peristiwa serupa terulang kembali.
“Kita harus pastikan kejadian serupa tidak terulang lagi,” tambahnya.
Mengacu pada laporan BMKG Kalianget, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2025, dengan potensi gelombang tinggi yang mulai muncul sejak akhir Desember. Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) juga diperkirakan akan membawa hujan lebat yang dapat memperburuk kondisi perairan.
Untuk itu Pemkab Sumenep langsung mengambil langkah antisipatif. Salah satu fokus utamanya adalah meminta pemilik kapal, terutama kapal tradisional yang sering melayani rute antarpulau, untuk memastikan semua alat keselamatan, seperti pelampung dan sekoci, tersedia dan dalam kondisi baik.
Edi juga menegaskan, pentingnya peran camat di kepulauan untuk memperkuat komunikasi dengan BMKG. Informasi cuaca terkini juga diharapkan dapat disampaikan kepada masyarakat melalui aplikasi Si Kapal.
“Kami mendorong pemilik kapal untuk selalu mengutamakan keselamatan penumpang dan tidak melampaui kapasitas muatan. Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama,” tandasnya.
Sebagai wilayah yang sangat bergantung pada transportasi laut untuk distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, langkah mitigasi cuaca ekstrem ini menjadi prioritas utama. Dengan jumlah pelayaran yang tinggi, terutama selama masa libur Nataru, memastikan keselamatan pelayaran berarti melindungi akses masyarakat ke berbagai kebutuhan dasar dan aktivitas ekonomi.
Langkah-langkah antisipatif yang dilakukan Pemkab Sumenep diharapkan dapat meminimalkan risiko dan memastikan kelancaran pelayaran, meskipun tantangan cuaca ekstrem menjadi kenyataan. Perhatian penuh terhadap keselamatan penumpang dan pelayaran adalah kunci agar liburan akhir tahun tetap berjalan dengan aman.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, BMKG, hingga masyarakat maritim, Sumenep optimis dapat menghadapi musim cuaca ekstrem ini dengan lebih siap dan tangguh. (TH)