MAJENE, MASALEMBO.ID Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat diminta untuk memberikan perhatian serius terhadap peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta memperkuat kompetensi guru. Dua faktor penting ini dianggap kunci dalam mencetak tenaga kerja terampil yang siap bersaing di pasar global dan mendorong pembangunan ekonomi daerah. Jumlah SMK di Sulawesi Barat sebanyak 131, terdiri dari 60 SMK Negeri dan 71 SMK Swasta.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Reski Sujono, S.Pd., Gr., M.Pd., M.P. pengurus Ikatan Guru Indonesia Sulawesi Barat sekaligus seorang pengamat pendidikan yang menilai bahwa kualitas pendidikan vokasi di SMK sangat bergantung pada kualitas fasilitas yang tersedia serta kompetensi pengajar dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan. SMK, yang menjadi tulang punggung pendidikan vokasi, harus mampu menyediakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Sarana dan Prasarana SMK Harus Disesuaikan dengan Kebutuhan Industri
Ketersediaan alat dan fasilitas yang memadai di SMK akan sangat mempengaruhi efektivitas pembelajaran dan kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja. Saat ini, masih banyak SMK yang kekurangan peralatan modern, sepertiu mesin-mesin produksi yang sesuai dengan teknologi terkini yang digunakan di dunia industri. Hal ini dapat menghambat proses transfer keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Untuk mencetak lulusan SMK yang berkualitas, prasarana di sekolah harus selaras dengan kebutuhan industri saat ini. Jika SMK tidak memiliki peralatan yang relevan dan canggih, maka siswa tidak akan siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” ujar Reski Sujono, pengamat pendidikan.
Selain itu, penguatan sarana pendukung seperti ruang kelas, laboratorium, hingga akses internet yang memadai juga menjadi aspek penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Pemprov Sulbar diharapkan dapat mengalokasikan anggaran yang memadai untuk perbaikan dan peningkatan fasilitas ini.
Reski Sujono berharap SMK yang tidak berstatus sebagai SMK Pusat Keunggulan lebih di perhatikan oleh Pemprov Sulbar dari segi sarana dan prasarana sehingga siswa bisa mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan DUDIKA.
Peningkatan Kompetensi Guru sebagai Kunci Keberhasilan
Di sisi lain, peningkatan kompetensi guru SMK juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Guru yang memiliki pengetahuan terkini dan keterampilan mengajar yang mumpuni akan lebih mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang perkembangan industri dan teknologi terbaru.
“Guru SMK harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang terus diperbarui agar mampu mendidik siswa sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, pelatihan dan sertifikasi untuk guru harus menjadi prioritas pemerintah,” ujar Reski Sujono, seorang pakar pendidikan vokasi.
Sebagai contoh, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang lebih fleksibel dan berbasis kebutuhan industri harus didukung dengan peningkatan kemampuan para pengajar melalui pelatihan-pelatihan berkala, baik di dalam maupun luar negeri. Guru juga perlu didorong untuk melakukan kolaborasi dengan industri guna memperoleh wawasan langsung terkait tren dan perkembangan teknologi terbaru.
Kolaborasi Pemerintah dan Industri
Dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan vokasi, kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan industri sangat penting. Kerja sama ini tidak hanya dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, tetapi juga dalam hal pengembangan kurikulum yang berbasis pada kebutuhan dunia kerja. Dengan begitu, lulusan SMK akan lebih siap menghadapi tantangan dan dapat langsung diterima di industri, Ujar Reski Sujono yang juga lulusan S3 pendidikan Vokasi.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat diharapkan untuk bekerja lebih intensif dengan dunia usaha untuk membuka peluang magang dan kerja bagi siswa SMK, serta memberikan ruang bagi guru untuk melakukan pelatihan dan studi banding di perusahaan-perusahaan besar.
Peningkatan sarana dan prasarana SMK, serta pengembangan kompetensi guru, adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak positif bagi kualitas tenaga kerja Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan agar pemerintah provinsi segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan SMK dapat berfungsi dengan optimal dalam mempersiapkan generasi penerus yang unggul di dunia kerja.
Dengan perhatian yang lebih besar pada kedua aspek tersebut, diharapkan pendidikan vokasi di SMK dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi juga siap menghadapi tantangan global di era digital ini. (Ril/Rah)