Tradisi Tellasan Topak Warnai Wajah Baru Wisata Budaya di Sumenep

Bupati Sumenep Achmad Fauzi saat menghadiri festival ketupat tahun 2025 (Foto: Istimewa/Masalebo.id)

SUMENEP, MASALEMBO.ID – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kembali menghidupkan semangat budaya lokal melalui perayaan Festival Ketupat 2025. Bertempat di Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, acara ini menjadi ajang penguatan jati diri masyarakat sekaligus inovasi dalam promosi wisata berbasis tradisi.

Dalam sambutannya, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan pentingnya makna di balik tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun ini.

“Tellasan topak bukan hanya soal kuliner. Ini tentang duduk bersama, mempererat hubungan keluarga dan tetangga,” ujar Bupati Fauzi, Senin (7/4/2025).

Menurutnya, ketupat yang disajikan bukan semata-mata makanan khas setelah Hari Raya, namun menjadi simbol persatuan serta refleksi nilai-nilai kebersamaan yang kuat dalam budaya Madura.

Baca Juga  Bappeda Sumenep Mantapkan Langkah Penyusunan RPJMD 2025-2029 untuk Pembangunan Berkelanjutan

Dalam rangka menjaga kelestarian budaya, Pemerintah Kabupaten Sumenep tidak hanya mengadakan Festival Ketupat sebagai kegiatan seremonial tahunan, namun juga menyelaraskannya dengan pengembangan sektor pariwisata daerah.

“Dengan banyaknya tempat wisata yang kita miliki, perayaan ini kita sebar ke berbagai lokasi. Tujuannya agar tradisi ini terus hidup, tidak hilang ditelan zaman,” tambahnya.

Salah satu momen yang paling ditunggu adalah Topak Lober, sebuah prosesi arak-arakan gunungan ketupat yang disertai doa bersama dari tokoh agama. Prosesi ini menjadi simbol kesucian dan pengharapan akan keberkahan. Dalam prosesi tersebut, janur kuning ditarik langsung oleh Bupati Fauzi bersama sang istri, Nia Kurnia Fauzi, sebagai bentuk keterlibatan langsung pemimpin daerah dalam pelestarian budaya.

Baca Juga  KPU Sumenep Resmi Tetapkan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dalam Rapat Pleno

Kemeriahan semakin terasa saat para undangan yang hadir turut serta dalam tradisi rebutan ketupat, menciptakan suasana akrab dan penuh gelak tawa. Tak hanya menjadi pesta rakyat, Festival Ketupat juga menjadi wadah bagi kegiatan sosial dan ekonomi.

Melalui festival ini, Pemkab Sumenep memberikan santunan kepada anak-anak yatim, serta menyediakan area khusus bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memamerkan produk-produk lokal mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi bukan hanya dirawat dari sisi budaya semata, tetapi juga dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat.

“Yang penting, bagaimana caranya agar tradisi ini tak sekadar jadi tontonan tahunan, tapi bisa jadi sarana edukasi, pelestarian budaya, dan pemberdayaan ekonomi lokal,” tegas Bupati Fauzi.

Baca Juga  Dinas PUTR Sumenep Wujudkan Akses Air Bersih di 13 Desa Melalui Proyek Pengeboran

Festival yang berlangsung di salah satu destinasi unggulan Sumenep ini dihadiri oleh sekitar 1.500 undangan dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari jajaran Forkopimda, pimpinan DPRD, kepala OPD, camat, kepala desa, hingga perwakilan komunitas lokal, semua bersatu merayakan kekayaan budaya dalam nuansa penuh kegembiraan.

Melalui pendekatan yang kolaboratif antara pelestarian tradisi dan pengembangan wisata, Festival Ketupat 2025 menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menjaga warisan leluhur tanpa melupakan kebutuhan zaman. Tradisi bukan sekadar masa lalu, namun menjadi jalan menuju masa depan yang berakar kuat pada identitas budaya lokal. (Red/TH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *