GMNI Rayakan Dies Natalis ke-71, Hasan Basri: Setia Menjaga Api Perjuangan Bung Karno

Pamflet ucapan Dies Natalis 71 tahun GMNI dari Kabag Persidang dan Perundang-undangan DPRD Sumenep Hasan Basri, SH (Foto: Istimewa/Masalembo.id)

SUMENEP, MASALEMBO.ID – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) merayakan Dies Natalis ke-71 pada Minggu, 23 Maret 2025. Sejak didirikan pada tahun 1954, organisasi ini terus berpegang teguh pada ajaran Marhaenisme yang diwariskan oleh Bung Karno. Tahun ini, GMNI mengusung tema “Bersatu Lawan Penjajahan Gaya Baru”, sebagai bentuk konsistensi perjuangannya dalam menjaga nilai-nilai nasionalisme dan kedaulatan bangsa.

Dukungan dan apresiasi terhadap peran GMNI dalam perjalanan bangsa datang dari berbagai pihak. Salah satunya disampaikan oleh Kepala Bagian (Kabag) Persidangan dan Perundang-undangan DPRD Kabupaten Sumenep, Hasan Basri, SH. Ia menyampaikan harapan agar GMNI terus menjadi garda terdepan dalam menjaga pemikiran besar Bung Karno.

“Selamat Dies Natalis GMNI ke-71, tetaplah setia membumikan gagasan-gagasan besar Bung Karno,” ungkapnya, Minggu (23/3/2025) malam.

GMNI di Tengah Tantangan Zaman

Menjadi organisasi yang tetap eksis selama 71 tahun bukanlah hal yang mudah. Sejarah mencatat, GMNI menghadapi berbagai tantangan, terutama di era Orde Baru ketika terjadi de-soekarnoisasi, yaitu upaya menghapus jejak dan pemikiran Bung Karno dari sejarah bangsa. Meski begitu, GMNI tetap bertahan, menjaga nilai-nilai perjuangan, serta menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memahami dan mengamalkan ajaran Trisakti Soekarno.

Baca Juga  Dugaan Kejahatan Seksual di Kangean: Seorang Ustaz Diamankan Usai Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

Hasan Basri menilai bahwa tema yang diusung GMNI tahun ini memiliki makna mendalam, mencerminkan semangat persatuan yang selalu ditekankan oleh Bung Karno. Menurutnya, tema tersebut juga merupakan manifestasi dari Trisakti yang menjadi pegangan kolektif bangsa dalam menghadapi tantangan zaman.

“Tema Dies Natalis GMNI ke-71 ini adalah wujud nyata kesetiaan dalam membumikan Trisakti dan nasionalisme Bung Karno. Ini adalah perisai dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul,” jelasnya.

Pentingnya Nasionalisme dalam Menghadapi Penjajahan Gaya Baru

Hasan Basri mengingatkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi bentuk penjajahan baru yang disebut neo-kolonialisme. Model penjajahan ini tidak lagi menggunakan kekuatan militer secara langsung, tetapi melalui mekanisme ekonomi, politik, budaya, dan teknologi yang dikendalikan oleh kekuatan global.

Baca Juga  Banjir-Longsor Mamuju, Pj Gubernur Sulbar Tetapkan Darurat Bencana 

Di tengah situasi ini, nasionalisme menjadi faktor kunci dalam menjaga kedaulatan bangsa. Hasan Basri menekankan pentingnya mengkaji kembali gagasan para pendiri bangsa, khususnya Bung Karno, sebagai pedoman dalam melangkah ke depan.

“Trisakti Bung Karno harus terus diimplementasikan. Indonesia hanya bisa bertahan jika berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” tegasnya.

Interaksi antarbangsa memang tidak bisa dihindari, tetapi harus dilakukan dalam posisi sejajar dan berdasarkan prinsip kesetaraan. Hal ini hanya bisa tercapai jika ajaran Trisakti terus dibumikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

GMNI dan Peranannya dalam Sejarah Indonesia

Melalui peringatan Dies Natalis ke-71 ini, Hasan Basri mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap setia pada tuntutan sejarah. Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai sejarahnya.

Baca Juga  Percepatan Koperasi Merah Putih, Andi Syukri Koordinasi Menkop

Ia berharap GMNI terus menjadi organisasi yang melahirkan kader-kader berkualitas yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia. Hasan Basri juga menekankan bahwa kader GMNI harus hadir dalam berbagai ruang publik untuk memastikan bahwa pemikiran Bung Karno tetap relevan dan tidak terlupakan.

“Sebagai pengawal pemikiran besar Bung Karno, kader GMNI harus hadir dalam setiap lini kehidupan publik. Dengan begitu, Indonesia tidak akan melupakan sejarahnya dan dapat terus berjalan di jalur yang benar,” pungkasnya.

Dari rahim GMNI telah lahir banyak tokoh penting yang berkontribusi besar bagi Indonesia, seperti Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ke-5), almarhum Taufiq Kiemas (mantan Ketua MPR), Arief Hidayat (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), Ahmad Basarah (politisi PDI Perjuangan), dan banyak lainnya.

Semoga GMNI terus menjadi pelopor dalam menjaga nasionalisme dan menyebarkan ajaran Bung Karno demi masa depan Indonesia yang lebih baik. (Red/TH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *