MAJENE, MASALEMBO.ID – Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (PA-GMNI) Cabang Majene, Charya Briantara Chaedar menyambut baik kehadiran Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WR III) di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar).
Menurut pria yang akrab disapa Nanda CH ini, selama ini belum ada wakil rektor yang khusus mengurusi kemahasiswaan. Keberadaan WR III tersebut perlu untuk memaksimalkan potensi dari 13 ribu lebih mahasiswa Unsulbar.
“Mahasiswa Unsulbar memiliki potensi untuk berkembang dan berhak untuk mendapatkan pelayanan yang baik untuk mengoptimalkan potensinya tersebut,” tutur Nanda di Majene, Rabu (2/7/2025).
Menurutnya, mengurusi mahasiswa bukanlah persoalan yang mudah, apalagi dengan jumlah yang besar seperti di Unsulbar. Dengan keberadaan wakil rektor yang fokus pada kemahasiswaan, maka pengembangan kemampuan baik hard skill maupun soft skill akan lebih tertata dengan baik.
Nanda CH yang merupakan salah satu alumni Unsulbar menilai bahwa pada saat masih begitu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa Unsulbar, karena itu butuh sosok pimpinan kampus seperti WR III yang mampu mengurai berbagai persoalan tersebut.
“Teman-teman kuliah saya dulu di Unsulbar bukan tidak bisa berprestasi dan berkembang, tetapi keberpihakan kampus yang perlu dikuatkan dalam hal tersebut. Sekarang dengan adanya WR III saya kira hambatan itu dapat berkurang dan harapan mahasiswa lebih tertata lagi,” tambahnya.
Melihat peran dan fungsi WR III yang vital dalam tumbuh kembang generasi muda intelektual Unsulbar, menurut Nanda CH dibutuhkan sosok yang sudah punya pengalaman dalam organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, serta memahami karakter pemuda Sulawesi Barat.
“Bidang ini akan banyak dinamikanya, karena yang diurusi adalah darah muda. Tentunya harus diurus oleh sosok yang punya hati dan pemikiran yang terbiasa dengan dinamika tersebut,” tutur Nanda.
Nanda CH percaya bahwa Rektor Unsulbar sebagai tonggak pimpinan tertinggi di Kampus, tahu betul siapa yang layak untuk memimpin bidang kemahasiswaan.
“Pasti pak rektor sudah menilai pengalaman atau track record dari sosok yang dipilih. Kita percayakan saja dulu, kita kasih kesempatan untuk menunjukkan karyanya. Nanti, kalau memang kelak di kemudian hari ada kekeliruan, mahasiswa juga pasti tidak akan tinggal diam,” tutup Nanda. (ril/har)