MAJENE, MASALEMBO.ID – Semangat kepedulian lingkungan terpancar dari aksi bersama 16 organisasi dan komunitas yang tergabung dalam kegiatan “Kebut Gunung Sigitung Majene” pada 28-29 Juni 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Gunung Sigitung ini berhasil mengumpulkan 56 kilogram sampah plastik sambil merumuskan langkah strategis pengembangan kawasan sebagai destinasi wisata.
Gunung Sigitung yang terletak di wilayah administratif dua desa dan satu kelurahan – Desa Betteng Kecamatan Pamboang, Desa Buttu Baruga, dan Kelurahan Baruga Dhua Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene – menjadi saksi komitmen generasi muda dalam melestarikan alam.
Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari Bank BRI Kantor Cabang Majene dan Pemerintah Desa Buttu Baruga Dhua ini mengusung tiga agenda utama: kemah bersama, rembuk komunitas, dan aksi bersih gunung. Para relawan menyisir kawasan mulai dari puncak pos 5 hingga area pertanian warga.
“Sampah yang terkumpul sebanyak 56 kg terdiri dari botol kemasan, plastik mineral, gelas plastik, dan bungkus mie instan. Sampah-sampah ini sementara dipilah oleh relawan Siaga 86 untuk proses daur ulang,” ungkap Rahmat, yang akrab disapa Iwho, selaku penanggung jawab kegiatan.
Kegiatan ini mempertemukan beragam organisasi mulai dari akademisi hingga komunitas sosial, antara lain Himagro dan Hima Silva Fakultas Kehutanan Unsulbar, Gubuk Plastik Indonesia, KSR Unsulbar, Perbakin Unsulbar, Racana Unsulbar, Pandara Unsulbar, Mapala Unsulbar, Pramuka STAIN Majene, Sanggar Bunga Kodza, TCSC Study Club, Komunitas Walacea, Komunitas Denker, Komunitas Kompas Mapiya, dan KSR PMI Majene.
Kehadiran pemangku kebijakan dari dua desa dan satu kelurahan menunjukkan seriusnya komitmen pemerintah setempat dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Menuju Destinasi Wisata Berkelanjutan
Hasil rembuk komunitas menghasilkan rekomendasi penting untuk pengembangan Gunung Sigitung sebagai kawasan wisata. Salah satu catatan krusial adalah perlunya pemutakhiran batas wilayah di kawasan Gunung Sigitung oleh Bappeda Kabupaten Majene.
“Saat ini belum ada pengelolaan secara resmi sehingga banyak pendaki yang tidak mengindahkan tata tertib di alam, seperti meninggalkan sampah di gunung,” jelas Rahmat.
Ia mengapresiasi dukungan Bank BRI Unit Majene dan berharap ada tindak lanjut lebih konkret dari Pemerintah Kabupaten Majene dalam hal regulasi pengelolaan gunung.
Rahmat menekankan bahwa pengelolaan Gunung Sigitung sebagai destinasi wisata akan memberikan efek domino terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Potensi ekonomi dari sektor pariwisata diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian alam.
Kegiatan
“Kebut Gunung Sigitung Majene” ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara komunitas, dunia usaha, dan pemerintah dapat menghasilkan aksi konkret untuk pelestarian lingkungan. Semoga momentum ini dapat menjadi katalisator bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di Majene.
Ssmentara itu, Aslan, tokoh masyarakat setempat, menyambut positif kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan positif ini dan mengharapkan agar segera terbentuk pengelola resmi sehingga Gunung Sigitung dapat dibuka untuk umum,” ujarnya. (ril/har)