SUMENEP, MASALEMBO.ID – Sebuah penemuan mengejutkan di perairan Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, menjadi sorotan tajam aparat penegak hukum dan masyarakat. Empat nelayan lokal yang tengah mencari teripang secara tidak sengaja menemukan sebuah drum tua dan berkarat yang ternyata membawa muatan mematikan 35 kilogram narkoba jenis sabu-sabu.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu pagi, 28 Mei 2025, sekitar 4 mil dari garis pantai utama Pulau Masalembu. Drum tersebut tampak usang dan mencurigakan, dengan sebagian penutupnya telah terbuka. Para nelayan yang awalnya mengira drum tersebut hanya sampah laut biasa, sontak panik saat menemukan bungkusan plastik dalam jumlah besar di dalamnya.
“Para nelayan tidak berani membuka semua isinya, tapi langsung menghubungi kami,” ungkap Komandan Kodim 0827/Sumenep, Letkol Inf Yoyok Wahyudi, saat konferensi pers di Aula Kodim Sumenep, Jumat sore, 30 Mei 2025.
Barang-barang mencurigakan tersebut kemudian diserahkan ke Koramil Masalembu keesokan harinya. Setelah melalui proses evakuasi yang melibatkan aparat gabungan, termasuk Polsek dan Koramil setempat, seluruh barang bukti dibawa ke Pelabuhan Kalianget, Sumenep, di mana pengujian awal dilakukan.
Hasil pengujian cepat menunjukkan bahwa seluruh 35 bungkus plastik, masing-masing diperkirakan seberat satu kilogram positif mengandung sabu.
Jalur Laut: Titik Rawan Baru Peredaran Narkotika
Penemuan sabu dalam jumlah besar ini tidak hanya mencengangkan, tapi juga membuka dugaan serius tentang jalur distribusi narkoba lintas negara yang memanfaatkan wilayah pesisir dan kepulauan sebagai titik masuk ke Indonesia.
Letkol Yoyok menyatakan keprihatinan mendalam atas potensi lemahnya pengawasan di wilayah kepulauan, khususnya di Kabupaten Sumenep yang memiliki puluhan pulau kecil dengan akses terbatas.
“Penemuan ini adalah sinyal bahaya nyata. Kami berterima kasih atas keberanian nelayan yang langsung melapor. Peran serta masyarakat sangat krusial,” tegasnya.
Indikasi Asal Luar Negeri
Kondisi drum yang penuh karat dan tertutup terumbu karang menjadi salah satu petunjuk bahwa benda ini telah cukup lama berada di laut. Lebih dari itu, terdapat sejumlah tulisan asing pada permukaan drum, mulai dari huruf Jepang, Inggris, Thailand, hingga China.
“Drum sudah berkarat, catnya mengelupas, dan bahkan beberapa permukaan tertutup terumbu karang. Itu tanda bahwa drum ini sudah lama terendam air laut,” kata AKBP Damar Bastian, Kepala Seksi Intelijen BNNP Jawa Timur, dalam kesempatan yang sama.
Meskipun belum bisa dipastikan asal muasal barang tersebut, AKBP Damar menyatakan bahwa pihaknya tengah mendalami kemungkinan keterlibatan jaringan internasional.
Modus ‘Throw and Pick’ Jadi Sorotan
Salah satu dugaan kuat yang muncul dari BNNP Jatim adalah penggunaan modus pengiriman narkoba yang relatif baru namun sangat berbahaya: “lempar dan ambil” (throw and pick). Modus ini memungkinkan pengirim narkoba melempar paket ke laut terbuka di titik tertentu, lalu kurir mengambilnya berdasarkan koordinat yang telah ditentukan.
“Ini bukan sekadar temuan biasa. Ini menguatkan dugaan kami tentang modus pengiriman sabu via laut lepas. Drum dilempar, kurir menjemput,”
jelas AKBP Damar.
Model pengiriman ini dinilai sangat sulit dideteksi, terutama di wilayah laut terbuka dengan pengawasan terbatas seperti Masalembu. Hal ini memperkuat urgensi perlunya kerja sama lintas institusi dan masyarakat lokal.
Proses Hukum dan Penelusuran Jaringan
Seluruh barang bukti saat ini telah diserahkan ke Polda Jawa Timur untuk pendalaman lebih lanjut. Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, membenarkan bahwa penanganan telah diambil alih oleh pihak Polda dan BNN Provinsi.
“Sudah ditangani langsung oleh Polda dan tim dari BNN Provinsi,” terangnya.
Langkah ini diambil untuk memaksimalkan penelusuran terhadap dugaan jaringan besar di balik drum narkoba tersebut. Pihak kepolisian juga tengah menyisir kemungkinan modus serupa digunakan di lokasi lain di wilayah pesisir Jawa Timur dan Indonesia secara umum.
Tantangan Maritim dalam Pemberantasan Narkoba
Letkol Yoyok menegaskan, kondisi geografis Kabupaten Sumenep yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil menjadikan wilayah ini sangat rentan terhadap aksi penyelundupan, baik narkotika maupun barang ilegal lainnya.
“Dengan bentangan kepulauan seperti ini, kami butuh kolaborasi aktif masyarakat dan semua unsur pemerintah desa. Sosialisasi soal deteksi dini terhadap aktivitas mencurigakan akan kami gencarkan,” ujarnya
Nelayan Jadi Garda Terdepan
Di balik semua upaya aparat, peran nelayan lokal yang jujur dan cepat tanggap dalam melaporkan penemuan tersebut tidak bisa dikesampingkan. Tanpa keberanian mereka, bukan tak mungkin drum tersebut berhasil diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kasus ini menegaskan bahwa pemberantasan narkoba tidak bisa hanya bertumpu pada aparat keamanan, tapi juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Dari sebuah drum karatan, sebuah jaringan besar mungkin tengah terungkap.
“Ini bukan hanya keberhasilan penemuan, tapi awal dari perjuangan panjang membongkar jaringan di balik drum sabu karatan itu,” pungkas Letkol Yoyok Wahyudi. (Red/TH)